Pengertian Bahasa

Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa adalah sebagai berikut:
  1. Suatu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.
  2. Suatu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke dalam pikiran orang lain
  3. Suatu kesatuan sistem makna
  4. Suatu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna.
  5. Suatu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh: Perkataan, kalimat, dan lain-lain.)
  6. Suatu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.
Bahasa erat kaitannya dengan kognisi pada manusia, dinyatakan bahwa bahasa adalah fungsi kognisi tertinggi dan tidak dimiliki oleh hewan. Ilmu yang mengkaji bahasa ini disebut sebagai linguistik.

Menetapkan perbedaan utama antara bahasa manusia satu dan yang lainnya sering amat sukar. Chomsky (1986) membuktikan bahwa sebagian dialek Jerman hampir serupa dengan bahasa Belanda dan tidaklah terlalu berbeda sehingga tidak mudah dikenali sebagai bahasa lain, khususnya Jerman

Unsur Dasar Bahasa:
Fonem
yaitu unsur terkecil dari bunyi ucapan yang bisa digunakan untuk membedakan arti dari satu kata. Contohnya kata ular dan ulas memiliki arti yang berbeda karena perbedaan pada fonem /er/ dan /es/. Setiap bahasa memiliki jumlah dan jenis fonem yang berbeda-beda. Misalnya bahasa Jepang tidak mengenal fonem /la/ sehingga perkataan yang menggunakan fonem /la/ diganti dengan fonem /ra/.

Morfem
yaitu unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.

Sintaksis
yaitu penggabungan kata menjadi kalimat berdasarkan aturan sistematis yang berlaku pada bahasa tertentu. Dalam bahasa Indonesia terdapat aturan SPO atau subjek-predikat-objek. Aturan ini berbeda pada bahasa yang berbeda, misalnya pada bahasa Belanda dan Jerman aturan pembuatan kalimat adalah kata kerja selalu menjadi kata kedua dalam setiap kalimat. Hal ini berbeda dengan bahasa Inggris yang memperbolehkan kata kerja diletakan bukan pada urutan kedua dalam suatu kalimat.

Semantik
mempelajari arti dan makna dari suatu bahasa yang dibentuk dalam suatu kalimat.

Diskurs
mengkaji bahasa pada tahap percakapan, paragraf, bab, cerita atau literatur.

Menerjemahkan Bahasa
Bahasa manusia yang berbeda-beda menyebabkan manusia mencoba untuk mengungkapkannya dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan komputer untuk menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lainnya. Perangkat demikian dikenal sebagai "Mesin Penerjemah".

Mesin Penerjemah merupakan hal yang sangat diidam-idamkan oleh para pakar komputer sejak awal. Pada mulanya mereka memperkirakan, bahwa hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah. Akan tetapi, hal tersebut ternyata sulit dalam pelaksanaannya, sehingga para pakar komputer tersebut putus asa. Meskipun demikian, di masa sekarang ini beberapa perangkat penerjemah telah dijual secara komersial di pasaran.

Catatan
  • Bahasa itu alat yang sangat tidak memadai untuk berfikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat (C.P.F. Lecoutere, L. Grootaers dalam Inleideng tot de Taalkunde en tot de Geschiedens van het Nederlands, halaman 177)
  • Bahasa sebagai bayang-bayang pikiran, artinya bahasa tidak dapat melukiskan bentuk pikiran sesempurna dan selengkap bentuk pikiran itu sendiri. Itulah mengapa timbul apa yang dikenal sebagai gaya bahasa, ragam bahasa dan seterusnya.
  • Terdapat 2 macam kaidah bahasa, yaitu kaidah umum yang berlaku untuk semua bahasa dan kaidah khusus yang berlaku untuk suatu bahasa tertentu.
  • Terjemahan: yang diterjemahkan itu bukan bahasanya (seperti kata-katanya dan kalimatnya) tetapi bentuk pikirannya. Sebab bayang-bayang tidak sesempurna dan selengkap bentuk pikiran itu sendiri sehingga kemungkinan salah makna atau salah terima pikiran itu sendiri dapat dikurangi.
 

0 komentar:

Post a Comment